Nasi Tiwul Khas Pacitan
Nasi Thiwul terbuat khas pacitan ini terbuat dari bahan dasa gaplek.
Gaplek sendiri merupakan singkong yang telah dikeringkan. Nasi tiwul ini
mempunyai rasa yang sangat nikmat apa lagi bila di santap waktu perut
lapar, Nasi tiwul khas pacitan ini menjadi menu yang paling banyak
dicari para wisatawan yang berkunjung ke Pacitan. Biasanya nasi thiwul
khas pacitan ini dihidangkan bersama dengan urap dan ikan laut bakar dan
di tambahkan sambalsehingga rasanya menjadi makin mantab.
Cara memasak nasi tiwul sedikit lebih rumit daripada nasi putih
biasa, namun tidak terlalu rumit untuk dicoba oleh pemula. Nasi tiwul
ini kandungan kalorinya lebih rendah daripada beras putih biasa, dan
juga dipercaya bisa mengobati penyakit pencernaan seperti maag. Tiwul
bisa dimasak manis atau dimasak gurih. Di beberapa suku di Indonesia,
nasi tiwul dinikmati dengan masakan pelengkap seperti sayur dari daun
singkong dan ikan tongkol. Selain itu, beberapa orang tua masih memilih
nasi tiwul dibandingkan dengan nasi putih, lantaran rasanya yang
berbeda. Sebagai jajanan pasar ataupun sebagai pengganti nasi, nasi
tiwul patut dicoba.Salah satu menu andalannya adalah nasi
tiwul yang dipadu dengan sayur kalakan hiu atau sayur ikan hiu. Eits, tenang
saja sobat traveler, sayur ini tidak benar-benar berasal dari ikan hiu, kok.
Ikan yang dimasak dalam sayur kalakan ini hanya ikan biasa yang mempunyai
bentuk tubuh hampir seperti ikan hiu. Tiwul yang tidak lembek dan cenderung
kenyal, berwarna kecokelatan dan terasa manis ini menjadi primadona di resto
milik Bu Gandos. Ikan yang digunakan di sayur kalakan, hiunya pun dimasak
dengan bumbu-bumbu khas, santan, sehingga bentuknya seperti sayur mangut.
Selain sayur dan nasi tiwulnya, sobat traveler dapat menambahkan lalapan atau sambal terong yang maknyus dan menggugah
selera sehingga membuat siapapun yang menyantapnya akThiwul dikenal memiliki kandungan kalori yang rendah dibanding nasi dari beras namun cukup untuk memenuhi bahan makanan pengganti. Umumnya thiwul di Pacitan disajikan bersama sambal terasi atau pun sambal bawang lengkap dengan lalapan. Salah satu lokasi yang bisa traveler singgahi untuk makan dengan menu nasi tiwul adalah di Lesehan Bukit Indah kawasan Sedeng, barat pusat kota. Di rumah makan tersebut tersedia nasi tiwul lengkap dengan urap, sambal dan ikan laut goreng.an ketagihan.

Selain sayur dan nasi tiwulnya, sobat traveler dapat menambahkan lalapan atau sambal terong yang maknyus dan menggugah
selera sehingga membuat siapapun yang menyantapnya akThiwul dikenal memiliki kandungan kalori yang rendah dibanding nasi dari beras namun cukup untuk memenuhi bahan makanan pengganti. Umumnya thiwul di Pacitan disajikan bersama sambal terasi atau pun sambal bawang lengkap dengan lalapan. Salah satu lokasi yang bisa traveler singgahi untuk makan dengan menu nasi tiwul adalah di Lesehan Bukit Indah kawasan Sedeng, barat pusat kota. Di rumah makan tersebut tersedia nasi tiwul lengkap dengan urap, sambal dan ikan laut goreng.an ketagihan.
Nasi Tiwul
KUPAT TAHU KHAS PACITAN

Lantas apa sih kupat tahu itu? Traveler yang tinggal di Solo dan Magelang pasti familiar dengan kuliner satu ini. Bahkan mungkin daerah lain juga memiliki kuliner dengan nama yang sama. Namun setiap daerah memiliki bumbu rahasia yang membuat makanan dengan nama yang sama memiliki cita rasa yang berbeda-beda. Kupat tahu adalah makanan yang berisi potongan-potongan kupat (lontong) dan juga tahu. Dalam penyajiannya ditambahkan taburan kacang goreng, seledri dan taoge serta disiram dengan kuah penuh bumbu yang nikmat. Umumnya kupat tahu di Pacitan dimakan dengan kerupuk udang.
Bahan-Bahan
Kupat tahu khas pacitan ini terdiri dari potongan-potongan kupat, bisa
juga lontong di camour dengan tahu. Sebagai pelengkapnya di tambahkan
taburan kacang goreng, seledri dan taoge terakhir disiram dengan kuah
yang khas. Sebagai pelengkap makanan khas yang satu ini disantap dengan
kerupuk.
Menu yang satu ini menjadi kuliner favorit Presiden Indonesia ke-6,
Susilo Bambang Yudhoyono. Jika beliau pulang kampung ke Pacitan pasti
selalu mencicipi menu ini, terakhir setelah sudah tidak menjabat
presiden, SBY bersama keluarga melakukan wisata kuliner di pusat kuliner
Pasar Minulyo untuk menikmati kupat tahu bahkan seluruh pengunjung
pasar pada waktu itu ditraktir makan gratis lho.
Lantas apa sih kupat tahu itu? Traveler yang tinggal di Solo dan Magelang pasti familiar dengan kuliner satu ini. Bahkan mungkin daerah lain juga memiliki kuliner dengan nama yang sama. Namun setiap daerah memiliki bumbu rahasia yang membuat makanan dengan nama yang sama memiliki cita rasa yang berbeda-beda. Kupat tahu adalah makanan yang berisi potongan-potongan kupat (lontong) dan juga tahu. Dalam penyajiannya ditambahkan taburan kacang goreng, seledri dan taoge serta disiram dengan kuah penuh bumbu yang nikmat. Umumnya kupat tahu di Pacitan dimakan dengan kerupuk udang.
Bahan-Bahan
- 5 buah lontong
- 8 buah cabai rawit
- 100 gr tauge yang sudah dibersihkan dan direbus
- 3 potong tahu putih goreng, potong dadu
- 150 gr kacang tanah goreng
- 5 siung bawang putih
- Garam secukupnya
- Daun seledri
- Bawang goreng
- Kecap secukupnya
Bahan kuah
- 250 gr gula merah
- 500 ml air
Cara Membuat
- 8 buah cabai rawit
- 100 gr tauge yang sudah dibersihkan dan direbus
- 3 potong tahu putih goreng, potong dadu
- 150 gr kacang tanah goreng
- 5 siung bawang putih
- Garam secukupnya
- Daun seledri
- Bawang goreng
- Kecap secukupnya
Bahan kuah
- 250 gr gula merah
- 500 ml air
Cara Membuat
- Membuat kuah terlebih dahulu, yaitu panaskan gula merah bersama
dengan air. Masak hingga mendidih dan gula merah mencair. Setelah itu
sisihkan.
- Siapkan wadah, lalu ulek bawang putih, cabai merah dan garam. Kemudian tambahkan kacang tanah goreng lalu ulek kembali dengan menambahkan sedikit gula merah tadi agar tidak terlalu kering. Setelah itu, masukkan potongan lontong, tauge rebus, tahu goreng, dan taburan bawang goreng dan selederi. Jangan lupa tambahkan kecap manis dan tentunya kuah gula merah tadi.
Kupat tahu siap disantap.
- Siapkan wadah, lalu ulek bawang putih, cabai merah dan garam. Kemudian tambahkan kacang tanah goreng lalu ulek kembali dengan menambahkan sedikit gula merah tadi agar tidak terlalu kering. Setelah itu, masukkan potongan lontong, tauge rebus, tahu goreng, dan taburan bawang goreng dan selederi. Jangan lupa tambahkan kecap manis dan tentunya kuah gula merah tadi.
Kupat tahu siap disantap.
Kupat Tahu
SEGO GOBYOS ALA PACITAN
Sego Gobyos, sebutan untuk kuliner khas Pacitan ini memang membuat pecinta makanan pedas tak kuasa menahan hasrat untuk mencicipinya. Kuliner satu ini memang cukup asing terdengar di telinga, namun begitu anda merasakannya, seluruh tubuh anda dijamin akan gobyos dan penuh keringat, dikarenakan pedasnya kuliner satu ini.
Bahan baku sego gobyos ini sebenarnya sangat sederhana, yaitu terdiri dari campuran nasi plus sayur daun keningkir, serta tambahan lauk yang bisa dipilih, seperti tahu, tempe bacem, kerupuk, hingga opor ayam. Namun yang unik adalah kuah khusus gobyos yang membuat kuliner ini beda dari yang lainnya. Kuah khusus ini diberi ramuan khusus berupa cabe yang Gobyos, adalah kata dalam bahasa jawa yang berarti kondisi tubuh sedang panas dan penuh dengan keringat. Biasanya kondisi gobyos atau sumuk terjadi manakala tubuh sedang lelah akibat melakukan aktivitas olahraga, sehingga produksi keringat akan meningkat dari biasanya. Namun gobyos juga terjadi saat anda mencoba menu kuliner khas Pacitan ini, sego Gobyos.
Sego Gobyos, sebutan untuk kuliner khas Pacitan ini memang membuat pecinta makanan pedas tak kuasa menahan hasrat untuk mencicipinya. Kuliner satu ini memang cukup asing terdengar di telinga, namun begitu anda merasakannya, seluruh tubuh anda dijamin akan gobyos dan penuh keringat, dikarenakan pedasnya kuliner satu ini.
Bahan baku sego gobyos ini sebenarnya sangat sederhana, yaitu terdiri dari campuran nasi plus sayur daun keningkir, serta tambahan lauk yang bisa dipilih, seperti tahu, tempe bacem, kerupuk, hingga opor ayam. Namun yang unik adalah kuah khusus gobyos yang membuat kuliner ini beda dari yang lainnya. Kuah khusus ini diberi ramuan khusus berupa cabe yang Gobyos, adalah kata dalam bahasa jawa yang berarti kondisi tubuh sedang panas dan penuh dengan keringat. Biasanya kondisi gobyos atau sumuk terjadi manakala tubuh sedang lelah akibat melakukan aktivitas olahraga, sehingga produksi keringat akan meningkat dari biasanya. Namun gobyos juga terjadi saat anda mencoba menu kuliner khas Pacitan ini, sego Gobyos.
Sego Gobyos, sebutan untuk kuliner khas Pacitan ini memang membuat pecinta makanan pedas tak kuasa menahan hasrat untuk
mencicipinya. Kuliner satu ini memang cukup asing terdengar di telinga,
namun begitu anda merasakannya, seluruh tubuh anda dijamin akan gobyos
dan penuh keringat, dikarenakan pedasnya kuliner satu ini.
cukup banyak agar sensasi pedasnya
terasa.
Sego Gobyos Pacitan bisa anda dapatkan di kompleks Pasar Minulyo,
Baleharjo, Pacitan. Biasanya sang penjual mulai menjajakan sego gobyos
sekitar pukul 18.30 WIB hingga tengah malam. “Banyak macam menunya mas,
ada sego gobyos lauk telur bacem, tahu bacem, hingga opor ayam,” sebut
Tugiyem, sang penjual Sego Gobyos kepada Portal Pacitanku, belum lama
ini.
Bahan baku
sego gobyos ini sebenarnya sangat sederhana, yaitu terdiri dari
campuran nasi plus sayur daun keningkir, serta tambahan lauk yang bisa
dipilih, seperti tahu, tempe bacem, kerupuk, hingga opor ayam.Yang membuat sego gobyos sulit dilupakan
rasanya adalah rasa pedas yang bersumber dari kuah gobyos, berpadu
dengan rasa pahit dari lalapan keingkir, dan berpadu dengan kelezatan
bumbu – bumbu racikan yang begitu nikmat. Untuk kisaran harga dari sego
gobyos pun tergantung dari lauk yang digunakan, yakni kisaran 5 ribu
hingga 10 ribu rupiah.
Sego Gobyos
UPACARA ADAT METHIK PARI
Kecamatan Bandar merupakan salah satu
kecamatan
Upacara adat Methik Pari merupakan bentuk dari ucapan rasa syukur atas karunia Tuhan terhadap hasil panen yang memuaskan. Upacara ini diadakan menjelang panen raya dilaksanakan, biasanya satu hari menjelang panen raya. Biasanya upacara Methik Pari dilaksanakan pada malam hari. Upacara Methik Pari ini sekaligus bentuk penghormatan kepada Dewi Sri dan Joko Sadono yang dianggap merupakan perwujudan makhluk yang memberi hasil panen padi yang baik.
Upacara Methik Pari dilaksanakan sejak zaman nenek moyang. Ketika itu, nenek moyang di wilayah tersebut mulai bercocok tanam padi dan setiap bercocok tanam mereka akan melakukan ritual Methik Pari. Hingga saat ini ritual tersebut masih terjaga. Selain sebagai bentuk rasa syukur dan melestarika budaya, upacara ini juga dilakukan karena mayoritas penduduk Kecamatan Bandar adalah petani padi.
di Kabupaten Pacitan yang memiliki keadaan geografis berupa wilayah
perbukitan. Kebudayaan yang paling khas dari kecamatan Bandar adalah upacara adat Methik Pari. Methik dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai memetik, sedangkan Pari dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai padi. Methik Pari merupakan upacara memetik padi.
Upacara adat Methik Pari merupakan bentuk dari ucapan rasa syukur atas karunia Tuhan terhadap hasil panen yang memuaskan. Upacara ini diadakan menjelang panen raya dilaksanakan, biasanya satu hari menjelang panen raya. Biasanya upacara Methik Pari dilaksanakan pada malam hari. Upacara Methik Pari ini sekaligus bentuk penghormatan kepada Dewi Sri dan Joko Sadono yang dianggap merupakan perwujudan makhluk yang memberi hasil panen padi yang baik.
Upacara Methik Pari dilaksanakan sejak zaman nenek moyang. Ketika itu, nenek moyang di wilayah tersebut mulai bercocok tanam padi dan setiap bercocok tanam mereka akan melakukan ritual Methik Pari. Hingga saat ini ritual tersebut masih terjaga. Selain sebagai bentuk rasa syukur dan melestarika budaya, upacara ini juga dilakukan karena mayoritas penduduk Kecamatan Bandar adalah petani padi.
di Kabupaten Pacitan yang memiliki keadaan geografis berupa wilayah
perbukitan. Kebudayaan yang paling khas dari kecamatan Bandar adalah upacara adat Methik Pari. Methik dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai memetik, sedangkan Pari dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai padi. Methik Pari merupakan upacara memetik padi.
Upacara
salah satu wujud dari kebudayaan Jawa pada masyarakat petani. Kegiatan
tersebut oleh masyarakat petani terus dilakukan sehingga menjadi suatu
tradisi. Namun Seiring berkembangan zaman terutama di zaman globalisasi
ini, terjadi perubahan dalam tradisi tersebut. Keadaan demikian dapat
dilihat dan dirasakan pada masyarakat petani dalam melaksanakan tradisi methik pari di Desa Tegalarum. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengkaji tentang tradisi methik pari yang ada di Desa Tegalarum. Rumusan masalah penelitian ini: (1) bagaimana sejarah tradisi methik pari, (2) apa perubahan yang terjadi pada tradisi methik pari, dan (3) apa makna tradisi methik pari pada masyarakat petani di Desa Tegalarum.
Penelitian
ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Lokasi penelitian di
Desa Tegalarum, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi. Prosedur
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan
dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik analisis data interaktif
Miles dan Hubermen yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan temuan
dilakukan dengan cara ketekunan pengamatan dan triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, tradisi methik pari sudah dilakukan oleh masyarakat Petani Desa Tegalarum sejak zaman dahulu. Upacara methik pari terdiri
dari tahap persiapan, pelaksanaan dan akhir kegiatan. Tahap persiapan
yaitu penentuan hari yang jumlanya 16 dalam penanggalan Jawa, sesaji
seperti cok bakal, gagar mayang dan berbagai makanan (tumpeng, ingkung, dan lauk pauk). Tahap pelaksanaan yaitu pembawaan sesaji ke sawah, setelah itu dukun methik pari membaca doa. Tahap akhir yaitu pemotongan beberapa padi sebagai perlambangan pemboyongan Mbok Sri, kemudian padi tersebut diletakkan di sentong atau
lumbung padi. Tradisi ini mengalami perubahan yang disebabkan oleh
jumlah lahan yang semakin berkurang, penghasilan ekonomi yang semakin
berkurang, produktivitas yang semakin menurun, teknologi dan ilmu agama
yang semakin berkembang. Sehingga mengakibatkan perubahan pada
penggunaan sesaji yang tidak selengkap seperti dahulu dan selametan atau kenduri yang dulu biasanya dilakukan di sawah kini dilakukan di rumah. Adapun maknanya tradisi methik pari sebagai
wujud syukur kepada sesuatu yang dipercaya atau kepada Tuhan Yang Maha
Esa agar terhindar dari mara bahaya, malapetaka, bencana dan musibah
baik bagi tanaman dan bagi para petani itu sendiri.
Saran yang diajukan peneliti berikutnya diharapakan dapat mengkaji lebih lanjut mengenai tradisi methik pari selain
menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif seperti yang digunakan
peneliti. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih lanjut
terkait tradisi methik pari sebagai sarana pendidikan karakter pada masyarakat petani Desa Tegalarum.
Kecamatan Bandar
KOTEKAN LESUNG PRINGKUKU
Kotekan
Lesung adalah salah satu kesenian asli Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan.
Kotekan lesung bisa disebut sebagai tradisi masyarakat agraris karena merupakan
pengembangan dari kegiatan rutin petani, yaitu menumbuk padi. Kotekan lesung
pada awalnya merupakan kegiatan santai sekadar untuk bersenandung di saat-saat
jeda menumbuk padi. Kreativitas tersebut terus berkembang menjadi simbol
kegiatan sosial masyarakat agraris.

Di
Pacitan, Kotekan lesung diawali
dari Ammos, yang merupakan cikal bakal seni kothekan lesung di Pacitan. Ammos telah berkembang di seluruh kecamatan di Pacitan. Kesenian tradisional kothekan lesung tumbuh dan berkembang ditengah-tengah kehidupan masyarakat yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Dulu masyarakat pedesaan apabila menumbuk padi dalam jumlah besar dilakukan secara gotong royong atau sambatan. Sambil menumbuk padi mereka bermain musik dengan lesung yang disebut kothekan.
dari Ammos, yang merupakan cikal bakal seni kothekan lesung di Pacitan. Ammos telah berkembang di seluruh kecamatan di Pacitan. Kesenian tradisional kothekan lesung tumbuh dan berkembang ditengah-tengah kehidupan masyarakat yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Dulu masyarakat pedesaan apabila menumbuk padi dalam jumlah besar dilakukan secara gotong royong atau sambatan. Sambil menumbuk padi mereka bermain musik dengan lesung yang disebut kothekan.
Kothekan
lesung dimainkan dengan dengan alat pertanian yang bernama lesung. Lesung
adalah alat penumbuk padi tradisional yang terbuat dari kayu dan tengahnya
dilubangi, dengan alat tumbuknya berupa alu/ antan. Aktivitas menumbuk padi
dilakukan oleh kaum perempuan atau ibu-ibu pada umumnya. Ketika padi telah
dituai, masyarakat melakukan proses penumbukan padi, kemudian dimasak untuk
dimakan bersama keluarga.
Ini
merupakan sebuah hiburan bagi kaum perempuan, agar supaya tidak terlalu terasa
lelahnya pada saat menumbuk padi. Kothek adalah pukulan alu terhadap lesung
yang menghasilkan suara atau bunyi yang merdu, sehingga terciptalah seni dari
kothekan yang disebut dengan kothekan lesung.
kotekan lesung
Pacitan memang kota
kecil tetapi memilki pesona alam dan pesona budaya yang sudah tidak diragukan
lagi. Budaya Pacitan memilki keunikan tersendiri dan memilki nilai yang
dianggap sakral dan magis oleh masyarakt sekitar, tetapi memilki nilai – nilai
yang luhur.
Salah satu kebudayaan di Pacitan yang cukup unik adalah seni budaya wayang beber. Wayang Beber adalah seni wayang yang muncul dan berkembang di Jawa pada masa pra Islam dan masih berkembang di daerah daerah tertentu di Pulau Jawa salah satunya di Kota Pacitan. Dinamakan wayang beber karena berupa lembaran lembaran (beberan) yang dibentuk menjadi tokoh tokoh dalam cerita wayang baik Mahabharata maupun Ramayana.
Wayang beber muncul dan berkembang di Pulau Jawa pada masa kerajaan Majapahit. Gambar-gambar tokoh pewayangan dilukiskan pada selembar kain atau kertas, kemudian disusun adegan demi adegan berurutan sesuai dengan urutan cerita. Gambar-gambar ini dimainkan dengan cara dibeber.
Salah satu kebudayaan di Pacitan yang cukup unik adalah seni budaya wayang beber. Wayang Beber adalah seni wayang yang muncul dan berkembang di Jawa pada masa pra Islam dan masih berkembang di daerah daerah tertentu di Pulau Jawa salah satunya di Kota Pacitan. Dinamakan wayang beber karena berupa lembaran lembaran (beberan) yang dibentuk menjadi tokoh tokoh dalam cerita wayang baik Mahabharata maupun Ramayana.
Wayang beber muncul dan berkembang di Pulau Jawa pada masa kerajaan Majapahit. Gambar-gambar tokoh pewayangan dilukiskan pada selembar kain atau kertas, kemudian disusun adegan demi adegan berurutan sesuai dengan urutan cerita. Gambar-gambar ini dimainkan dengan cara dibeber.
Perlu diketahui juga
bahwa Wayang Beber pertama dan masih asli sampai sekarang masih bisa dilihat.
Wayang Beber yang asli ini bisa dilihat di Daerah Pacitan, Donorojo, wayang ini
dipegang oleh seseorang yang secara turun-temurun dipercaya memeliharanya dan
tidak akan dipegang oleh orang dari keturunan yang berbeda karena mereka
percaya bahwa itu sebuah amanat luhur yang harus dipelihara.
Pemilik wayang beber di Pacitan adalah Bapak Sumardi atau yang dikenal dengan nama Mbah Mardi. Kini Mbah Mardi merupakan satu-satunya dalang Wayang Beber di Pacitan yang juga memiliki Wayang Beber warisan leluhurnya. Menurut penuturannya, Wayang Beber yang dimilikinya merupakan warisan leluhur, yang secara turun-temurun merupakan hadiah yang diberikan oleh Raja Brawijaya.
Pemilik wayang beber di Pacitan adalah Bapak Sumardi atau yang dikenal dengan nama Mbah Mardi. Kini Mbah Mardi merupakan satu-satunya dalang Wayang Beber di Pacitan yang juga memiliki Wayang Beber warisan leluhurnya. Menurut penuturannya, Wayang Beber yang dimilikinya merupakan warisan leluhur, yang secara turun-temurun merupakan hadiah yang diberikan oleh Raja Brawijaya.
Pada suatu hari Permaisuri Raja
Brawijaya menderita suatu penyakit, dan kemudian Raja Brawijaya
mengadakan sayembara untuk menyembuhkan penyakit permaisuri. Dan yang
berhasil menyembuhkan penyakit permaisuri adalah seorang dukun (tabib)
yang bernama Mbah Nolodermo (yang merupakan leluhur dari Mbah Mardi). Sebagai
ungkapan terimakasih, Raja Brawijaya memberikan hadiah berupa jabatan lurah
Kediri, namun hadiah jabatanitu ditolak oleh Mbah Nolodermo, karena Mbah
Nolodermo tidak bisa membaca ataupun menulis.
Kemudian Raja Brawijaya menawarkan hadiah
berupa uang. Hadiah uang itu juga ditolak oleh Mbah Nolodermo dengan alasan
bahwa jika diberi uang maka hadiah itu akan cepat habis. Maka Raja Brawijaya
memberikan hadiah berupa Wayang Beber bagi Mbah Nolodermo dengan harapan bahwa
Wayang Beber tersebut dapat menjadi sumber penghasilan secara turun-temurun.
Dalang sekaligus pemilik Wayang Beber yang
sekarang dikenal dengan nama Mbah Mardi tersebut menjadi dalang sejak tahun
1982, dan masih aktif hingga kini. Wayang Beber cukup populer di mancanegara,
misalnya di Jepang, Belanda, Perancis, bahkan di Perancis terdapat duplikat
Wayang Beber ini. Seorang ilmuwan Perancis juga pernah meneliti bahan yang
dipakai untuk mewarnai gulungan kertas Wayang Beber, yang ternyata berasal dari
getah-getahan.Wayang Beber
Goa Kalak, Keindahan Goa yang Terbalut Cerita Mistis
Goa ini selalu bersih, dirawat oleh warga setempat karena dianggap tempat suci, dimana banyak diantara masyarakat baik sekitar maupun luar kota bahkan luar provinsi untuk mengadakan ritual peribadatan.
Selain penduduk dan juru kunci, tempat ini juga dibersihkan oleh para peziarah. Goa ini dipercaya tempat pertapaan Prabu Brawijaya yang terakhir ketika mencari puteranya yang pergi ke daerah Modjo (Punung, Pacitan kala itu).
Goa ini juga dipercaya pernah sebagai tempat tirakat Presiden Soekarno
dan Presiden Soeharto. Goa ini juga memiliki pemandangan stalagtit dan
stalagmit sangat indah. Dengan berada di perut bukit dengan penunjuk
nama goanya disisi atasnya akan sangat terlihat apabila melewati jalan
tersebut.
Saka Guru, tempat peziarah menaruh sesaji Stalaktit berwarna hijau ini
berada di ruang setelah pagar pintu masuk, stalaktit berwarna hijau yang
menjulang tinggi hampir mencapai atap goa ini disebut Saka Guru. Dan
ini menjadi tempat yang paling sakral. Banyak sisa-sisa dupa dan bunga
serta jajanan sesaji masih tertata di lantai keramik di bawah Saka Guru
ini, menurut pak Sadi yang mengeramik lantai dibawah Saka Guru ini
adalah para peziarah yang mendapatkan wangsit untuk mengeramik.
Dan disebelah timur Saka Guru ini pagar setengah badan yang dibuat
supaya pengunjung tidak melangkah kearah tempat situ, karena curam dan
masih gelap dan berbahaya. Dan dibalik Saka Guru akan didapati stalaktit
yang mirip tumpukan tulang rangka dan tengkorak mirip pekuburan masal
di tanah Toraja, dan di sebelah tempat ini didapatkan bebatuan stalaktit
seperti hewan, bunga-bunga atau jamur raksasa yang indahnya seperti
ukiran-ukiran kayu jati Jepara.
Memasuki ruangan lebih dalam lagi, akan bertemu dengan ruangan yang
lebih longgar dan beratap lebih tinggi, di sisi utara terdapat seperti
ukiran tirai raksasa, dan singgasana rajayang terbuat dari kayu jati.
Tempat ini agak menurun kearah utara, melingkar dari tempat masuk. Belum
berhenti disitu, di sebelah barat agak naik sedikit akan didapatkan
kamar raja yang ditutupi tirai yang mirip ukiran kayu jati yang luar
biasa indahnya.
Barangkali ini salah satu tempat bersejarah yang ada di Pacitan.
Tempatnya angker, tapi stalagmit dan stalagtit goanya bagus dan megah.
Dibalik keindahaannya itu ternyata menyimpan misteri. Ini benar-benar
tempat menarik, berharap Anda sekalian juga memiliki kesempatan untuk
datang kesana.
Letak goa ini di antara jalan Pantai Klayar dan Goa Gong. Merupakan goa
tua yang pernah ditemukan adanya fosil purba yang asyik untuk
dikunjungi. Goa ini dulunya juga sebagai obyek wisata cukup terkenal
sebelum goa Gong diketemukan, dan menurut cerita orang orang dulu juga
goa ini sebagai tempat pertapaan atau bersemedi untuk memohon sesuatu.
Goa ini juga memiliki pemandangan stalagtit dan stalagmit sangat indah.
Dengan berada di perut bukit dengan penunjuk nama goanya disisi atasnya
akan sangat terlihat apabila melewati jalan tersebut.
Lokasi goa ini Berjarak kurang lebih 5 Km dari obyek wisata Goa Gong,
dan tentunya lebih dekat dengan Pantai Klayar. Goa ini terkenal bukan
semata-mata karena keindahan stalagtit dan stalagmitnya, tetapi karena
pengaruh mistisnya. Goa ini sering dikunjungi oleh orang untuk
tujuan-tujuan tertentu yang berhubungan dengan mistis.